Selasa, 20 Maret 2018

HUKUM TABARRUK

KESIMPULAN TEAM DHF

SEPUTAR NGALAP BAROKAH PRA NIKAH
————————————————————————

✅PERTANYAAN

Assalamualaikum, pertanyaan titipan
NGALAP BAROKAH PRA NIKAH
Deskripsi masalah:                                                                                                          
        Bila sesuatu sudah menjadi sebuah kebiasaan, biasanya hal tersebut akan menjadi sebuah tradisi  yang notabenenya akan turun menurun ke anak turunnya,  iya kalo hal tersebut sejalan dengan agama kalo sebaliknya ? nah hal itulah yang perlu kita kaji kevalid.an refrensinya tentang sebuah tradisi yang mungkin sudah umum di east java bagian timur (Madura island) bila ada seseorang yang hendak  menikah biasanya orang tersebut akan mengabdi (ngabuleh ;red Madura) dulu kepada gurunya (ngalap barokah), hal tersebut biasanya di lakukan selama satu bulan paling lama, dan satu minggu paling sedikit, tergantung daerahnya, hal yang di abdikan biasanya mulai dari mencuci pakaian memasak beres beres rumah dsb.
Pertanyaan:
Apakah ada dalil dari syariat yang membenarkan model tradisi ngalap barokah seperti di atas ?
Apakah di benarkan anggapan masyarakat yang menganggap hal itu sudah memberokai ? kalo tidak adakah solusinya, mengingat hal tersebut sudah menjamur di masyarakat ?

✅JAWABAN

وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته

*DIVINISI DAN HUKUM SERTA DALIL TABRRUK*

⏩Tabarruk atau berharap berkah artinya : berharap tambah dan berlipatnya nilai ibadah, hal itu tdk khusus ktika kita mau kawin,
Kapan sj boleh termasuk ktika kita mau kawin,
👉Jadi bertabaruk kpd orang sholeh trmasuk kpd guru, itu boleh.

👉Dan dalam tradisi tersebut sangat sangat bernilai positif, sebab adanya pelatihan, memasak,.mencuci, dll
👉Karena dalam berumah tangga sangat di perlukan hal itu, bagi istri utk melayani suami, dan bgtu sebalik nya suami agar menggembleng, tentunya perlu modal ke ahlian, maka adanya tradisi tersebut di samping bertujuan tabarruk, sebagai wujud bakti,hormat terhadap guru,  membuahkan hasil kebaikan yg postif (yg di sebut ziyadatul khoir/barokah) berupa pendidikan dan pelatiah secar dzahir (memasak dan mencuci)  secara batiniyah (adalah melatih mental dan kesabaran serta ke ikhlasan) agar saat berumah tangga tdk bingung, dan tau apa yg harus di lakukan.

👉Bahkan zaman dahulu, seorang santri sangat menjunjung tinggi etika dan moral terhadap guru termasuk ber tabarruk, dgn berbagai cara, bahkan sungguh luar biasa mempunyai kesempatan mencuci dan memasakn utk guru.
👉Jelas sekali itu sebuah perbuatan yg sangat terpuji dan mulia sehingga dapat di sebut sebuah barokah.
_______________________________

📝KESIMPULAN

⏩Sub A:

(Ibnu Mandzur, Lisan al-‘Arab 13/408)
MENDIVINISIKAN
al-Barakat dan derivasinya memiliki makna ‘bertambah’ dan ‘berkembang’.

➡jadi (Barokah) adalah bertambahnya kebaikan (Ziyadah al-Khoir)

✍ Sedangkan ‘Tabarruk’ adalah:

Sedagkan tabarruk bermakna mencari tambahnya kebaikan atau ngalap barokah (thalab ziyadah al-khoir). Demikianlah para ‘ulama menjelaskan.

والتبرّك: هو طلب البركة، وهي النماء أو السعادة. والتبرّك بالشيء: طلب البركة عن طريقه. قال ابن منظور: تبرّكت به: أي تيمّنت به) لسان العرب: 13/408(
Artinya:
“mencari berkah terhadap sesuatu, mencari tambahan dengan metodenya”

⚫ Masyarakat kita seringkali mendatangi orang-orang shaleh dan para ‘ulama sepuh dengan tujuan tabarruk.
Para ulama dan orang saleh memang ada barokahnya. Rasulullah saw bersabda:

عن ابن عباس قال رسول الله صلى الله عليه وسلم البركة مع أكابركم.روه ابن حبان.

“Dari Ibnu Abbas ra, Rasulullah saw bersabda: berkah Allah bersama orang-orang besar diantara kamu.” (HR. Ibnu Hibban)

Al-Imam al-Munawi menjelaskan dalam Faidh al-Qadir, bahwa hadist tersebut mendorong kita mencari berkah allah swt dari orang-orang besar dengan memuliakan dan mengagungkan mereka.

⏩Sub B:
➡Segala tradisi yg tidk bertentanagn dgn syariat itu boleh.
Dalam kasusu di atas sama sekali tdk ada unsur yg menyalahi syariat justru adanya kesunnahan dlm konteks tabbarruk terhadap guru.

📚Referensi/catatan kaki:

📓Al-Qur'an surat Al Baqoroh ayat :125
📓Al-Qur'an surat yusuf ayat 93 dan 96
📓Hadits Riwayat Imam Muslim No 1305
📓Hadits Riwayat Ibnu Hibban
📓Al-Imam Al-Munawi dalam Faidh Al-Qadir
📓Al-Jami'As Shoghir Wa Ziyadatih (Al Fath Al Kabir)
📓Majma'Az Zawa'id Wa Manba' Al Fawai'id,  Nuruddin Ali bin Abi Bakar Haitsamy
___________________________
🔴TAMBAHAN:

al-Quran Tak Menafikan Berkah

Di dalam al-Quran banyak disebutkan kalimat ‘berkat’ dengan berbagai macam kalimat bentukannya. Ini menunjukkan bahwa ada banyak sosok maupun tempat yang diberkahi oleh Allah. diantaranya:

وجعلني مباركا أين ما كنت وأوصاني بالصلاة والزكاة ما دمت حيا

“Dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkati di mana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku (mendirikan) shalat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup” (Maryam: 31)

وباركنا عليه وعلى إسحاق ومن ذريتهما محسن وظالم لنفسه مبين

“Kami limpahkan keberkatan atasnya (Ibrahim) dan atas Ishak” (ash-Shaffaat: 113)

رحمت الله وبركاته عليكم أهل البيت إنه حميد مجيد

“(Itu adalah) rahmat Allah dan keberkatan-Nya, dicurahkan atas kamu, hai ahlulbait! Sesungguhnya Allah Maha Terpuji lagi Maha Pemurah" (Huud: 73)

Sementara tempat-tempat yang diberkati diantaranya:

إن أول بيت وضع للناس للذي ببكة مباركا وهدى للعالمين

“Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadah) manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah (Mekah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia” (Ali Imraan: 96)

سبحان الذي أسرى بعبده ليلا من المسجد الحرام إلى المسجد الأقصى الذي باركنا حوله لنريه من آياتنا إنه هو السميع البصير

“Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil haram ke Al Masjidil aksa yang telah Kami berkahi sekelilingnya…” (al-Israa’: 1)

ونجيناه ولوطا إلى الأرض التي باركنا فيها للعالمين

“Dan Kami selamatkan Ibrahim dan Lut ke sebuah negeri (Palestina) yang Kami telah memberkahinya untuk sekalian manusia” (al-Anbiyaa’: 71)

وجعلنا بينهم وبين القرى التي باركنا فيها قرى ظاهرة

“Dan Kami jadikan antara mereka dan antara negeri-negeri (Yaman) yang Kami limpahkan berkat kepadanya, …” (Saba’: 18)

Bahkan, benda-benda ciptaan Allah juga dianugerahi keberkahan oleh Allah:

كأنها كوكب دري يوقد من شجرة مباركة زيتونة

“…. kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang banyak berkahnya…” (an-Nuur: 35)

فلما أتاها نودي من شاطئ الوادي الأيمن في البقعة المباركة من الشجرة

“Maka tatkala Musa sampai ke (tempat) api itu, diserulah dia dari (arah) pinggir lembah yang diberkahi, dari sebatang pohon kayu….” (al-Qashash: 30)

ونزلنا من السماء ماء مباركا

“Dan Kami turunkan dari langit air yang banyak manfaatnya (berkah)….” (Qaaf: 9)

إنا أنزلناه في ليلة مباركة

“sesungguhnya Kami menurunkannya (al-Quran) pada suatu malam yang diberkahi…” (ad-Dukhaan: 3)

________________
وَفِيهِ التَّبَرُّك بِآثَارِ الصَّالِحِينَ (فتح الباري لابن حجر - ج 4 / ص 318)

al-Hafidz Ibnu Hajar beristidlal dari hadis al-Bukhari No 1198: “Hadis ini diperbolehkan mencari berkah dengan peninggalan orang-orang shaleh” (Fath al-Baarii 4/318)

وَفِيهِ التَّبَرُّك بِطَعَامِ الْأَوْلِيَاء وَالصُّلَحَاء (فتح الباري لابن حجر - ج 10 / ص 386)

al-Hafidz Ibnu Hajar beristidlal dari hadis al-Bukhari No 3316: “Hadis ini diperbolehkan mencari berkah dengan makanan para wali dan orang-orang shaleh” (Fath al-Baarii 10/386)

_________

Imam Syafii Meminum Air Cucian Jubah Imam Ahmad

مختصر تاريخ دمشق لابن منظور- (ج 1 / ص 400) مرآة الجنان وعبرة اليقظان في معرفة حوادث الزمان لليافعي - (ج 1 / ص 265)

قال الربيع: إن الشافعي خرج إلى مصر وأنا معه فقال لي: يا ربيع، خذ كتابي هذا وامض به، وسلمه إلى أبي عبد الله أحمد بن حنبل، وائتني بالجواب. قال الربيع: فدخلت بغداد، ومعي الكتاب، فلقيت أحمد بن حنبل صلاة الصبح، فصليت معه الفجر. فلما انفتل من المحراب سلمت إليه الكتاب وقلت له: هذا كتاب أخيك الشافعي من مصر، فقال أحمد: نظرت فيه؟ قلت: لا، فكسر أبو عبد الله الختم، وقرأ الكتاب، فتغرغرت عيناه بالدموع فقلت: إيش فيه يا أبا عبد الله؟! قال: يذكر أنه رأى النبي صلى الله عليه وسلم في النوم فقال له: اكتب إلى أبي عبد الله أحمد بن حنبل واقرأ عليه مني السلام وقل: إنك ستمتحن وتدعى إلى خلق القرآن فلا تجبهم، فسيرفع الله لك علماً إلى يوم القيامة. قال الربيع: فقلت: البشارة، فخلع أحد قميصيه الذي يلي جلده ودفعه إلي فأخذته، وخرجت إلى مصر، وأخذت جواب الكتاب، فسلمته إلى الشافعي، فقال لي الشافعي: يا ربيع، إيش الذي دفع إليك؟ قلت: القميص الذي يلي جلده. قال الشافعي: ليس نفجعك به ولكن بله وادفع إلي الماء لأتبرك به. وفي رواية: حتى أشركك فيه.

Ibnu Jawzi menuturkan sebuah kisah: “bahwa pada suatau malam, Imam Syafi’I bermimpi bertemu Rasulullah saw. dan memerintahnya agar menyampaikan salam beliau kepada Imam Ahmad ibn Hanbal. Kesokan harinya, Imam Syafi’I memerintahkan Rabî’- murid beliau- agar membawakan surat menemui Imam Ahmad ibn Hanbal. Rabî’ bergegas pergi menuju kota Baghdad dan menyerahkan surat tersebut, setelah membacanya, Ahmad meneteskan air mata. Rabi’bertanya kepadanya, ‘Ada apa di dalamnya wahai Abu Abdillah?’ Ahmad menjawab ‘Beliau menyebut bahwa beliau melihat nabi dalam mimpi dan berkata kepadanya, ’Tulislah surat kepada Abu Abdillah Ahmadibn Hanbal dan sampaikan salamku kepadanya! Dan katakan, ‘Engkau akan diuji dan dipaksa mengatakan bahwa Alquran itu makhluq, maka jangan engka turutipermintaan mereka, Allah akan meninggikan derajatmu sebagai panutan di setiap masa hingga hari kiamat. Rabi berkata, “Aku berkata, ‘Ini kabar gembira.’ Lalu Ahmad melepas baju dalamnya yang menyentuh badannya dan menyerahkannya kepadaku, akumengambilnya dan akupun pulang menuju negeri Mesir bersama surat jawaban Ahmad. Setelah aku serahkan kepadanya, ia bertanya, ‘Apa yang ia berikankepadamu?’ Aku menjawab, ‘baju gamis yang langsung menyentuh badannya’ Syafi’I berkata kepadaku, ‘Aku tidak ingin merampasnya darimu, tapi basahi dia danserahkan kepadaku sisa air cuciannya agar aku juga dapat mendapat berkah sepertimu. Maka, kata rabi’, ‘Aku mencucuinya, dan aku bawakan sisa air cuciannya kepadanya aku telakkan di botol, aku menyaksikan beliau setiap hari mengambil sedikit air darinya danmengusapkannya ke wajah beliau, untuk mengambil keberkahan dari Ahmad ibn Hanbal. (“Manaqib Ahmad ibn Hanbal”: 455 dan “Al Bidayah wa an Nihayah”; IbnuKatsir,10/331 dari al Baihaqi)

والله أعلم بالصواب

diskusihukumfiqh212.blogspot.com
hikmahdhf.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar