Selasa, 13 Maret 2018

Perbedaan hati dan Akal

KESIMPULAN TEAM DHF
PERBEDAAN ANTARA AKAL DAN HATI
==================

Pertanyaan:

السلام عليكم ورحمةالله وبركته
MOHON PENJELASAN..
Perihal permasalahan niat.
Seperti yg kita ketahui maha(tempat) niat itu di dalam hati.
Yg jadi kejanggalan adalah , sudah benarkah niat saya selama ini. karena yg saya rasa niat yg saya lakukan bukan du dlam hati melainkan menggunakn pikiran (akal).
☑PERTANYAAN.
Adakah analogi antara hati dan logika..?
Dan bagaimanakah kreteria niat filqolbi itu.??

📌JAWABAN
Hati adalah (1) organ badan yang berwarna kemerah-merahan di bagian kanan atas rongga perut, gunanya untuk mengambil sari-sari makanan di dalam darah dan menghasilkan empedu;

(2) daging dari hati sebagai bahan makanan (terutama hati dari binatang sembelihan);

(3) jantung;

(4) sesuatu yang ada di dalam tubuh manusia yang dianggap sebagai tempat segala perasaan batin dan tempat menyimpan pengertian (perasaan dan sebagainya);

(5) apa yang terasa dalam batin;

(6) sifat (tabiat) batin manusia;

(7) bagian yang di dalam sekali (tentang buah, batang, tumbuhan, dan sebagainya).

☑ Pikiran adalah
(a) hasil berpikir (memikirkan);
(b) akal; ingatan;
(c) akal (dalam arti daya upaya);
(d) angan-angan; gagasan;
(e) niat; maksud (KBBI OFFLINE).

Kedua hal ini kerap kali kami sebutkan secara bersamaan karena letak dan fungsinya yang berbarengan.
kata hati bisa bertolak belakang dengan kata pikiran, bisa juga sejalan.

☑Contoh yang bertolak belakang adalah saat kamu berbohong, maka hati dan pikiranmu akan saling bertolak belakang. Walaupun pikiranmu mengatakan tidak, namun hatimu pasti mengatakan iya, namun karena yang mengontrol mulut dan sekaligus hati adalah otak/pikiran, maka yang kamu ucapkan adalah apa yang pikiranmu katakan, bukan kata hatimu.

Kata hati menggunakan perasaan, intuisi, dan emosi.
Sedangkan kata pikiran menggunakan akal, logika, dan analisa.

Misalnya kata hati kamu malas buat melakukan sesuatu, tapi kata pikiran kamu harus melakukannya karena itu baik buat kamu.

Memang sering ada pertentangan diantara keduanya ini.

Kadang hati yg benar, kadang jg pikiran yg benar.

🌸Intinya:
Dalam konteks niat,
Adalah penyatuan antara kata pikiran dan kata hati, yg mana hal itu di aplikasikan dalam bentuk NIAT.

👉Karena dalam perwujudan niat sangat di butuhkan konsentrasi pikiran, agar hati dapat menimbulkan niat.

☑Oleh sebab itu, dalam sebuah Ibadah sangat di butuhkan sebuah NIAT sebagai intisari dan merupakan syarat serta rukun utk di terimanya ibadah itu sendiri.

☑Adapun Niat itu sendiri terbagi dua:
1_ secara bahasa:
Menyengaja, keinginan, tujuan, maksud.

2_ secara istilah:
Menyengaja, bermaksud, menginginkan suatu pekerjaan, yg di relisasikan dengan perbutan (melakukan) pekerjaan itu sendiri.

🌸Ringkasnya:
Niat adalah keinginan Hati utk mencapai suatu pekerjaan, di relisasikan secara bersamaan dgn pkerjaan nya.
(Antara keinginan hati dan pekerjaan yg ingin di capai di lakukan secara bersamaan)

👉Adapun bila mana keinginan hati itu tidak di lakukan secara bersamaan dengan pkerjaan nya, maka di sebut azam, ( hanya sebuah keinginan) itulah yg di sebut NIAT SECARA BAHASA.

☑Sedangkan apa yang di ucapkan secara lisan (melafadzkan niat) merupakan buah dari pikiran, akal, dan otak.
Oelh sebab itu terkadang ucapan manusia tidak sama dengan hati nya.

🏵Sebab itu pula,
Di dalam syariat dalam sebuah ibadah, di butuhkan Niat, kemudian Niat hati sunnah di lafadzkan, agar ada kesamaan tujuan dalm ucapan, (yg timbul dari pikiran,akal) dengan keinginan hati.

☑Hal tersebut demi menjaga dan menata ke seimbangan antara keinginan hati dan keinginan pikiran (akal)
☑Contoh sederhana utk membedakan bahwa hati dan pikirian terkdang tidak sama.
Seseorang terkadang ingin sholat dzuhur (hati berniat sholat dzuhur), tetapi dalm melafadzkan niat, yg di ucapkan lisan adalh sholat asar, hal itu karena pikiran yg tidak menyatu dengan hati.
Daya ingat dari pikiran itu sendiri berkurang hingga timbulah perbedaan antara keinginan hati dan pikiran.

📌 REFERENSI
📚 الغرر البهية في شرح البهجة الوردية
وَالْكَلَامُ عَلَى النِّيَّةِ مِنْ سَبْعَةِ أَوْجُهٍ حَقِيقَتُهَا وَحُكْمُهَا وَمَحَلُّهَا وَالْمَقْصُودُ بِهَا وَشَرْطُهَا وَوَقْتُهَا وَكَيْفِيَّتُهَا فَحَقِيقَتُهَا لُغَةً الْقَصْدُ وَشَرْعًا قَصْدُ الشَّيْءِ مُقْتَرِنًا بِفِعْلِهِ وَالْمُتَقَدِّمُ عَزْمٌ إذْ الْقَصْدُ النَّشَاطُ حَالَ الْإِيجَادِ وَالْعَزْمُ قَدْ يَتَقَدَّمُ عَلَيْهِ وَيَقْبَلُ الشِّدَّةَ وَالضَّعْفَ بِخِلَافِ الْقَصْدِ وَحُكْمُهَا الْوُجُوبُ كَمَا عُلِمَ وَمَحَلُّهَا الْقَلْبُ
📚 لسان العرب
قلب جمع: قُلُوبٌ. [ق ل ب]. (مصدر قَلَبَ).
1.(تش) : عُضْوٌ عَضَلِيٌّ يَنْبِضُ فِي الْجَانِبِ الأَيْسَرِ مِنَ الصَّدْرِ، يُنَظِّمُ الْحَرَكَةَ الدَّمَوِيَّةَ إِلَى أَطْرَافِ الْجِسْمِ، الفُؤَادُ.
📚 لسان العرب
عقل جمع: عُقُولٌ. [ع ق ل]. (مصدر عَقَلَ). "عَقْلُ الإِنْسَانِ" : قُوَّةُ الإِدْرَاكِ وَالتَّمْيِيزِ وَالتَّفْكِيرِ عِنْدَهُ. "اِخْتَلَّ عَقْلُهُ" "العَقْلُ السَّلِيمُ فِي الْجِسْمِ السَّلِيمِ".

diskusihukumfiqh212.blog.spot.com
hikmahdhf.blogspot.com

2 komentar:

  1. trimakasih atas pencerahan nya,sekiranya juga d jelaskan antara karakter dan sifat
    makasih

    BalasHapus
  2. trimakasih atas pencerahan nya,sekiranya juga d jelaskan antara karakter dan sifat
    makasih

    BalasHapus