Minggu, 25 Februari 2018

HUKUM MENGAKUI DOSA ZINA

Kesimpulan DHF

HUKUM  MENGAKUI PERBUATAN DOSA  SEPERTI ZINA DAN DOSA2 BEASAR LAIN NYA
=====================
ASSALAMUALAIKUM WR. WB

Klo se orang istri berzina kmudian dia bertobat apakah dia wajib bilang kesuamixa klo dia pernah beezina ??? Ust Al Faqier Achmady AnNiqosy

JAWAB

Waalaikumussalam Warahmatullah Wabarakatuh

DI SUNNAHKAN MENUTUPI DOSA ZINA DLL

Bahkan menjdi haram menceritakan aib dosa nya,terlebih pada suami,  karna hal itu bisa menbulkan kemudurtotan,  paling tidak akan mnejadi cambuk retaknya rumah tangga dan menjadi rusak nya keharmonisan rumah tangga,  timbul kegelisahan dan kegaduhan dll.

______________________&&&
Refrensi dan keterangan

Al-iqna' 2 hal 524

وَيسن للزاني وكل من ارْتكب مَعْصِيّة السّتْر على نَفسه لخَبر من أَتَى من هَذِه القاذورات شَيْئا فليستتر بستر الله تَعَالَى فَإِن من أبدى لنا صفحته أَقَمْنَا عَلَيْهِ الْحَد رَوَاهُ الْحَاكِم وَالْبَيْهَقِيّ بِإِسْنَاد جيد

bahkan menceritakan tsb hukumy berdosa/harom :

    .ويسن للزاني ككل مرتكب معصية الستر على نفسه بأن لا يظهر ها ليحد أو يعزر لا يحدث بها تفكها أو مجاهرة فإن هذا حرام قطعا وكذا يسن لمن أقر بشيئ من ذلك الرجوع عن اقراره به. إعانة الطالبين ٤/٢٩٥
    .وينبغي لمن أتى معصية الستر حيث لم يعلم القاضي وإلا ندب له تسليم نفسه للحد. بغية المسترشدين

    Asy-Syarwani - Marji'ul Akbar

ويسن للزاني ولكل من ارتكب معصية الستر على نفسه فإظهارها ليحد أو يعزر خلاف المستحب

Sunnah bagi pelaku zina dan segala perbuatan ma'siyat untuk menutupi perbuatannya tersebut. Menyerahkan diri dan mengakui perbuatannya di depan hakim untuk dihad adalah makruh

Rasulullah SAW mencela pelaku maksiat yang membuka aibnya sendiri dan padahal Allah SWT telah menutupinya, beliau bersabda:

كُلُّ أُمَّتِي مُعَافًا إِلاَّ الْمُجَاهِرِيْنَ, وَإِنَّ مِنَ الْمُجَاهَرَةِ أَنْ يَعْمَلَ الرَّجُلُ باِللَّيْلِ عَمَلاً, ثُمَّ يُصْبِحُ وَقَدْ سَتَرَهُ اللهُ فَيَقُوْلُ: يَافُلاَنُ عَمِلْتُ الْبَارِحَةَ كَذَا وَكَذَا وَقَدْ بَاتَ سَتَرَهُ رَبُّهُ وَيُصْبِحُ يَكْشِفُ سِتْرَ اللهِ عَنْهُ

"Setiap umatku dimaafkan kecuali orang yang terang-terangan (melakukan maksiat). Dan termasuk terang-terangan adalah seseorang yang melakukan perbuatan maksiat di malam hari, kemudian di pagi harinya -padahal Allah SWT telah menutupnya-, ia berkata: wahai fulan, kemarin aku telah melakukan ini dan itu –padahal Allah SWT telah menutupnya- dan di pagi harinya ia membuka penutup Allah SWT terhadapnya."

Wallahu a'lam bish_showab
Semoga bermanfaat.

diskusihukumfiqh212.blogspot.com
hikmahdhf.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar